Wednesday, 06 June 2012
MAKASSAR– Rancangan moda tranportasi Railway Mamminasata yang menghubungkan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin khususnya koridor tengah dinyatakan belum final. Penyebabnya, jalur tersebut melintasi kawasan perkotaan.
Selain itu, ada beberapa jalur di Koridor Tengah yang bersinggungan dengan rute Monorel Mamminasata yang digarap oleh PT Hadji Kalla Group. Sementara, dua koridor lainnya yakni Koridor Barat dan Koridor Timur yang menghubungkan empat kota yakni Makassar, Maros,Sungguminasa serta Takalar,dinyatakan siap.
“Ada beberapa jalur railway dan monorel yang bersinggungan di Koridor Tengah.Makanya kita upayakan ke arah Koridor Barat, karena di sana monorel hanya meng-cover sebagian,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Sulsel Masykur Sultan kemarin.
Koridor Tengah tersebut dimulai dari Maros – Batangase – Bandara Sultan Hasanuddin – Sudiang – Pai – Unhas – Graha Pena – Karebosi. Rute kedua mulai dari Karebosi – Jalan Sudirman – Pa’baengbaeng – Gunungsari – Sungguminasa – Somba Opu –Pallangga. Sedangkan jalur ketiga di koridor tengah dimulai dari Shorcut Jalan AP Pettarani hingga ke Pasar Pa’- baengbaeng.
Sementara untuk proyek monorel, juga melewati jalur perkotaan mulai dari Daya hingga Karebosi sepanjang 14 kilometer yang melewati jalur Jalan Perintis Kemerdekaan, Urip Sumohardjo, Jalan Bawakaraeng, dan berakhir di Lapangan Karebosi sebagai stasiun uta-ma. Selain itu, monorel dirancang dari Karebosi – Sungguminasa sepanjang 12 kilometer.
Menurut Masykur, kedua proyek transportasi massal tersebut diharapkan tidak saling mematikan,bahkan bisa saling mengisi satu sama lain di setiap jalurnya. “Kita pastikan menghindari halur yang saling mematikan dengan monorel. Begitupun dengan rutenya, pasti berbeda dan saling mengisi,”bebernya.
Keputusan final mengenai penentuan rute di setiap koridor Railway Mamminasata ini, akan ditetapkan setelah hasil studi jaringan dan Detail Engineering Desain(DED) selesai sebelum akhir 2012 mendatang. Dibanding monorel,Railway Mamminasata terbilang lebih sulit, karena harus membebaskan lahan milik warga yang digunakan jalur lintasan kereta api. Sedangkan untuk monorel, hanya menggunakan median jalan.
Saat disinggung mengenai pembebasan lahan, Masykur menyebutkan, rencananya akan dilakukan pada awal 2013 mendatang dengan menggunakan dana sharing dari kabupaten/ kota, Pemprov Sulsel, dan pemerintah pusat. “Untuk Railway Mamminasata ini, ada satu tim besar yang dibentuk supaya terjadi satu integrasi. Kami juga meminta kerelaan masyarakat untuk melepaskan lahannya setelah jaringanditetapkan,”bebernya.
Dia menambahkan, kedua proyek moda transportasi massal di kawasan Mamminasata tersebut dianggap sudah sangat mendesak. Dari hasil studi yang dilakukan 2009 lalu, diprediksi terdapat 2,2 juta pergerakan warga dalam sehari di Mamminasata. Sedangkan dari jumlah kendaraan, hingga akhir 2011 lalu sudah terdapat 1,9 juta kendaraan.
“Sekarang ini saja, hingga Mei 2012, sudah terdapat 2,2 juta kendaraan yang ada di Mamminasata. Bagaimana tidak terjadi macet kalau begini. Makanya kita akan bekerja keras agar railway dan monorel ini bisa sama-sama berjalan,” tambah Masykur.
Pemkot Siap Bebaskan Lahan
Pemerintah Kota Makassar menyatakan dukungan pada program pembangunan Railway Mamminasata. Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin mengemukakan, akan melakukan pembebasan lahan jika sudah ada petunjuk dari Kemenhub. Pasalnya, belum ada pemberitahun titik yang akan dilalui railway yang memiliki rel sepanjang 150-200 km ini.
“Kita mendukung kehadiran transportasi publik. Soal lahan, sudah pasti kita harus melakukan pembebasan.Namun kita tunggu dulu hasil kajiannya. Kita belum tahu dimana titik- titik yang akan kita bebaskan,” ucap Ilham di Makassar, Kemarin.
Menurut Ilham, kehadiran transportasi massal di Makassar adalah solusi terbaik dalam mengatasi kemacetan lalu lintas. “Kita memang selalu mendorong agar transportasi massal bisa masuk ke Makassar. Sekarang kita harus siap karena sudah ada yang masuk,”ucapnya.
Disinggung mengenai adanya proyek KA Monorel yang sudah ditandangani Pemkot Makassar dengan salah satu anak perusahaan Kalla Grup,Ilham menyebut keduanya akan berjalan sama-sama. “Tidak ada masalah,justru bagus karena titiknya berbeda,”ucapnya. ● wahyudi/ supyan umar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar