Sabtu, 16 Juni 2012

Pertumbuhan Properti Makassar Maju ke Posisi Terbesar Ketiga di Indonesia (25%) setiap Tahunnya


Old_News! 17 Mei 2010

JAKARTA – Lima tahun terakhir, bisnis properti di Makassar, Sulawesi Selatan, berkembang cukup pesat.

Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) mencatat pembangunan proyek properti, baik residensial, pusat perbelanjaan, maupun pertokoan, terus menggeliat.

Bahkan pertumbuhan sektor properti Makassar berada di posisi ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya.

“Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan sektor properti di sana mencapai 25 persen per tahun. Ini luar biasa sekali untuk ukuran kota sedang seperti Makassar,” kata pengamat properti, Panangian Simanungkalit, Jumat (26/3).

Dia mengatakan sejak Jusuf Kalla menjabat wapres, pembangunan properti dan infrastruktur di daerah itu memang bergerak cepat.

Apalagi dengan rampungnya pembangunan bandara internasional Sultan Hasanuddin, Makassar semakin memantapkan posisinya sebagai pusat pertumbuhan di bagian timur Indonesia.

Menurut Panangian, dengan populasi penduduk hanya satu juta jiwa, pertumbuhan sektor properti di Makassar memang fenomenal.

Ia memberi contoh lonjakan harga tanah yang melambung gila-gilaan. Bahkan, di tengah kota kini ada lokasi yang harga tanahnya sudah menyentuh angka delapan juta rupiah per meter persegi.

“Jika melihat ketersediaan lahan dan daya beli masyarakat yang tinggi, saya prediksi sektor properti di Makassar akan terus tumbuh.

Apalagi daerah ini memiliki banyak hasil bumi berbasis ekspor yang mendorong lebih cepat perekonomian di daerah tersebut,” papar Panangian.

Selain pengembang lokal, beberapa perusahaan properti nasional sudah merambah pasar Makassar. Sebut saja Ciputra Group yang sejak Maret 2009 membangun perumahan Citraland Celebes.

Proyek perumahan mewah seluas 30 hektare tersebut menghabiskan investasi hingga 400 miliar rupiah. Perum Perumnas juga tengah menjajaki pembangunan apartemen menengah bawah dan rumah tapak (landed house) di Makassar.

Nilai investasi proyek itu diperkirakan mencapai 250 miliar rupiah. Pengembang pelat merah itu masih melakukan kalkulasi situasi pasar untuk menentukan kapan sebaikanya proyek itu mulai dijalankan.

“Lahannya milik Perumnas, persis di tengah Kota Makassar. Dekat terminal dan fasilitas publik lain sehingga kami yakin akan diminati masyarakat.

Tapi kami menunggu perkembangan pasar dulu. Jika memungkinkan, tahun ini akan start dikerjakan,“ ungkap Direktur Pemasaran Perum Perumnas Teddy Robinson Siahaan, barubaru ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar